Sabtu, 14 Juli 2018

Naiknya Harga Telur Ayam Membuat Pedagang Khawatir

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia ( IKAPPI) Abdullah Mansuri menyatakan bahwa melonjaknya harga telur di pasaran bukan terjadi dalam waktu dekat ini. Sebaliknya, dia mengatakan hal itu telah terjadi tepat pasca-Lebaran kemarin. "Persoalan telur ini sebenarnya bukan satu dua hari saja, melainkan sudah cukup lama. Cuma memang dalam minggu ini kenaikannya lebih agresif dibandingkan sebelumnya yang kenaikannya bisa 300 sampai 500 perak," tutur Abdullah.

 Hasil gambar untuk pedagang telur

Abdullah mengakui, kenaikan harga telur ayam tersebut tak hanya merisaukan konsumen, melainkan juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang. Pasalnya, selain semakin sulit menjualnya para pedagang juga mengalami kesulitan dalam memperoleh telur ayam tersebut. Kesulitan itu semakin diperparah dengan tak mampunya para pedagang menambah modal jualannya. "Semakin mahal harga semakin sedikit jumlah produksi yg kita dapat. Modal kita katakanlah sehari sejuta ya, ya sehari terus sejuta. Kita enggak bisa tambah modal lagi. Produksinya kan semakin berkurang," jelas Abdullah. Lebih lanjut dia mengatakan, para pedagang membeli telur ayam dari produsen dengan harga mencapai Rp 26.000 per kilogram. 

Oleh sebab itu, mereka menjualnya kembali ke konsumen pada kisaran Rp 28.000 hingga Rp 29.000 per kilogram. "Selepas Lebaran sampai sekarang ritmenya naik terus, enggak ada penurunan. Otomatis ya kita naikkan harga karena kita terima itu harganya sudah tinggi, enggak mungkin dong kita jual rugi," pungkas Abdullah. Sebagai informasi, harga telur ayam ras negeri, di Pasar Pal Merah mencapai Rp 29.000. Sementara di salah satu hipermarket di Ciledug, Tangerang, harga telur mencapai Rp 28.900 per kilogram. Kenaikan harga telur ayam mencapai Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per kilogram dari harga normal sekitar Rp 22.000 sampai Rp 24.000.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner