Jumat, 27 April 2018

Pelemahan Rupiah Dapat Ditahan Dengan Menaikan Suku Bunga

Sejak beberapa waktu yang lalu rupiah terus melemah secara signifikan pada dollar AS, adanya pelemahan tersebut yang diakibatkan oleh perekonomian di AS yang semakin membaik. Beberapa orang mengatakan bahwa dalam waktu dekat rupiah akan menguat sedikit demi sedikit, namun hal itu belum dapat terlaksana hingga saat ini yang menunjukan bahwa rupiah hampir mencapai Rp 14.000. Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menjelaskan, Bank Indonesia (BI) tidak bisa terus-menerus menggunakan cadangan devisa untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Dalam kondisi di mana rupiah cenderung melemah, ada obat yang lebih mujarab ketimbang menggunakan cadangan devisa.


Tony menyebut, kenaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate menjadi obat mujarab BI untuk menahan pelemahan rupiah terhadap dollar AS. Menurut dia, ini adalah taktik jangka pendek yang bisa dilakukan bank sentral. "BI jangan terlalu boroskan devisa, capek juga nanti. Lebih baik peluru devisa dihemat, gunakan suku bunga," kata Tony dalam diskusi Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2017 di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah di Semarang. Menurut Tony, bank sentral bisa menaikkan suku bunga acuan sebesar setidaknya 25 basis poin dari angka saat ini, yakni 4,25 persen. Dengan demikian, fluktuasi rupiah bisa lebih dikendalikan dan stabilisasinya tak cuma bergantung dari cadangan devisa. 

"Kalau naik 25 basis poin, mudah-mudahan rupiah masih bisa terselamatkan," tutur Tony. Menurut dia, ada sejumlah alasan suku bunga acuan perlu dinaikkan. Pertama, investor cenderung mencari instrumen investasi dengan suku bunga yang bersaing. Tony menyatakan, banyak investor memilih untuk melunasi pinjamannya di bank. Kemudian, mereka menerbitkan obligasi di pasar modal dengan bunga yang menarik. Kedua, interest rate differential atau jarak antara inflasi dengan suku bunga acuan semakin tipis. Sepanjang tahun ini, inflasi diperkirakan berada pada level 4 persen dan suku bunga acuan saat ini berada pada posisi 4,25 persen. "Kalau selisihnya terlalu tipis, ujung-ujungnya orang akan menarik deposito dan membeli dollar AS atau saham," sebut Tony. 

Ia menadang, kenaikan suku bunga acuan akan membuat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dapat lebih terkendali. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2018 tercatat sebesar 126 miliar dollar AS, turun dibandingkan posisi pada bulan sebelumnya yang mencapai 128,06 miliar dollar AS. Penurunan cadangan devisa pada Maret 2018 terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa juga digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner