Untuk meningkatkan produktivitas petani dalam panen beras, pemerintah merencanakan untuk memita kepada Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) dalam penyediaan fasilitas tambahan pasca panen kepada petani yaitu berupa mesin pengering gabah (dryer). Dengan adanya fasilitas tambahan ini diharapkan adanya angka peningkatan produksi beras yang signifikan. "Angka dryer itu masih terlalu kecil. Kami juga bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) sedang bekerja keras untuk memperluas jumlah dryer," kata Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah di hotel Pullman.
Ia pun tengah berkoordinasi dengan pihak swasta untuk membantu mengatasi masalah kekurangan dryer ini. Nantinya, setiap penggilingan yang ada di Indonesia akan diberi fasilitas dryer. Namun, ia masih akan membicarakan masalah tersebut dengan pemangku kepentingan baik itu Bulog, swasta, dan penggilingan. Jumlah dryer saat ini masih sangat kecil. Ketersediaan dryer di Indonesia hanya sekitar 20-25 persen dari yang kapasitas yang dibutuhkan untuk mengolah hasil panen. "Kami akan rapat untuk mendiskusikan ini dengan teman-teman pelaku penggilingan. Penggilingan kecil ini banyak, ada sekitar 1.700 atau sekian lah. Nah dari kelompok penggilingan itu kami harapkan punya dryer," kata Musdhalifah.
Musdhalifah mengatakan kemungkinan penggilingan gabah dapat menggunakan fasilitas dana dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai memperoleh dryer. "Mungkin kami coba cek kalau KUR bisa fasilitasi," katanya. Lebih lanjut, menurut Musdhalifah, penyediaan dryer untuk gabah sangat penting sebagai fasilitas pasca panen. Pasalnya, jumlah fasilitas dryer yang minim akan berdampak pada produksi beras. Banyak beras yang terbuang apabila penggilingan kekurangan dryer.