Sabtu, 25 Agustus 2018

Stress Juga Dapat Membuat Kebutuhan Tidur Tidak Tercukupi

Depresi dan stres bisa hinggap pada setiap orang. Salah satu gejala yang tak bisa dihindari dari kondisi tersebut adalah gangguan tidur, baik kekurangan atau berlebih. Menurut Dr. Eva Suryani, Sp, KJ, Kepala Divisi Edukasi dan Training Asosiasi Psikiatri Indonesia, Wilayah DKI Jakarta, pada dasarnya masing-masing orang memiliki ritme sirkadian tubuh yang normal. Otak kita berfungsi sebagai pusat pengendali yang mengatur siklus tubuh kita seperti kapan bangun dan kapan saatnya tidur. 

 Hasil gambar untuk tidur terganggu

Namun, saat kondisi stres dan depresi, ritme sirkadian akan bermasalah. Bahkan, perubahan ritme tersebut bisa berhari-hari, hingga berminggu-minggu. "Salah satu alasannya, bisa karena dia berpikir terus, sehingga otak terus berputar (berpikir), dan berujung tidak bisa tidur," ungkap Eva dalam acara HaloDoc. Kondisi kekurangan atau tidur berlebih tentu kian membuat masalah. Di satu sisi stres dan depresi tak hilang, di sisi lain hal ini membuat tubuh berisiko mengalami gangguan kesehatan. 

Karena pusat pengendali ritme tersebut ada di otak, maka perlu mendorong agar kembali mengatur pola tidur normal, seperti tidur dan bangun jam yang sudah disesuaikan. Aturan ulang itu harus dibiasakan, sehingga dapat kembali ke ritme normal. Selain itu, ada beberapa cara yang juga dapatmengatasi masalah gangguan tidur akibat stres, seperti menggunakan teknik relaksasi yang membuat seseorang lebih tenang dan memasuki fase tidur. "Lalu ada juga teknik mendengarkan dengan deep sleep music, di mana bisa membuat orang dapat tidur ke fase yang lebih dalam," ungkap Eva.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner